Rabu, 11 September 2019

Langkah Kerja Pembuatan Rok


                                                       Langkah Kerja Pembuatan Rok


A.       Pola
Pola adalah potongan-potongan kertas yang merupakan bentuk (prototype) dari komponen-komponen busana yang dibuat/digambar berdasarkan desain busana dan ukuran tubuh sesuai pemakai. Berdasarkan bentuk pola inilah bahan busana (kain) dipotong menjadi komponen-komponen busana sesuai desan dan ukuran. Kemudian potongan komponen-komponen busana ini digabungkan menjadi sati dalam proses penjahitan sehingga tercipta busana.


B.       Grading
Grading adalah proses mereproduksi, memperbesar atau memperkecil pola busana berdasarkan pola standar/dasar/asal untuk mem[eroleh ukuran lebih kecil, sama ataupin lebih besar pada model/desain busana. Misalnya pada busana yang saya buat ukuranya adalah ukuran standar M (sedang) maka garding yang saya lakukan untuk mendapatkan ukuran L (besar) dengan cara menambah pada sisinya, kemudian pada kerung lengannya menyesuaikan.


C.       Marker
Marker  adalah proses peletakan/penataan komponen-komponen pola busana diatas bahan (kain/kertas) untuk menentukan garis potongan pada bahan sesia dengan bentuk komponen pola dan kesesuaian/keseimbangan motif kain antar komponen pola, agar diperoleh efisieni penggunaan bahan. Dalam produksi busana industry panjang marker menjadi dasar perhitungan konsumsi bahan busana.

  
                       



D.       Marker Layout
Marker layout yaitu pola yang digunakan dalam memudahkan pemotongan berupa lembaran panjang kertas dengan menggunakan semua pola yang digunakan untuk membuat gaya peletakan keras diatas kain yang akan dipotong. Marker layout atau sering disebut dengan komposisi peletakan komponen-komponen pola secara keseluruhan untuk sejumlah ukuran busana tertentu diatas kertas marker ataupun bahan busana seefesien mungkin sesuai dengan motif dan perencanaan produksi busana yang di inginkan.

Proses Marker Layout
·               Susun pola dari pola yang terbesar terlebih dahulu, dengan mempertimbangkan tempat agar meminimalis limbah kain perca.
·               Sesuaikan arah serat dan jarak kampuh.
·               Beri tanda kampuh.

Pemeriksaan Hasil Mutu
·               Pemeriksaan dilakukan dengan layout marker dengan melakukan pengecekan terhadap kelengkapan jumlah komponen marker layout. Peletakan pola pada layout marker apakah sudah sesuai dengan arah serat kain atau belum.
·               Pada order yang menggunakan rasio tertentu ( perbandingan jumlah size), apakah jumlah komponen per size sudah sesuai atau belum, untuk bahan – bahan yang harus mengikuti motif atau jalur apakah sudah tepat atau belum.

       


E.        Spreading
Spreading merupakan proses pengelaran kain dengan cara menarik ujung kain sesuai dengan panjang kertas marker lalu diratakan. Tujuan spreading yaitu mendapatkan tumpuan kain yang siap dipotong.



  

1.      Tahap pesiapan spreading
Sebelum melakukan spreading bahan daster perlu dipersiapkan beberapa hal yaitu :
·                Meja Spreading
·                Layout Marker
·                Data Desain dan jumlah produk yang dibuat
·                Memilih sistem pengelaran kain
·                Menentukan jumlah tumpukan lembaran kain dalam satu spreading
·                Memastikan jenis mesin cutting yang akan dipakai
·                Mengecek kondisi kain tegangan kain ketika ditarik, adanya effect atau tidak
2.      Proses Spreading
·                Gelar kain bedasarkan jumlah tumpukan lembaran kain dalam satu spreading yang telah ditetapkan. Ratakan seluruh lembaran kain ke satu arah, ratakan pemberatuntuk membantu agar kain tidak bergeser.
·                Periksa keseluruhan tepi kain dalam satu tumpukan, setelah semua siap
·                Pasang marker, agar marker tidak bergeser untuk tumpukan yang tebal gunakan jarum untuk menahannya.
3.      Kriteria mutu hasil spreading
·                Proses pengelaran kain harus hati hati, perhatikan gelaran kain lembar demi lembar
·                Antara gelaran pertama sampai gelaran terakhir pingiran kain harus sama baik memanjang maupun melebar
·                Tegangan kain harus sama
·                Pastikan tidak ada kain yang melipat, kendor, mengelembung, renggang satu sama lain, dan kain harus rata.
·                Tinggi tumpukan kain atau jumlah lebar kain harus lebih rendah dibandingkan dengan tinggi efektif pisau potong
·                Kerataan atau kepadatan kain bagian atas, tengah, bawah harus sama.

F.        Cutting
Cutting (pemotongan bahan) adalah proses untuk memotong kain berdasarkan komponen-komponen pola/panel busana yang akan diproduksi agar diperoleh komponen-komponen pola sesuai dengan ukuran, jumlah dan desain busana yang akan dibuat.Proses pemotongan bahan tersebut dapat dilakukan dengan mesin cutting yang mampu memotong berlapis-lapis kain sesuai dengan spesifikasinya. Pemotongan mengikuti garis potongan yang telah ditentukan. Proses cutting juga dapat dilakukan secara manual oleh operator ataupun secara otomatis dengan computer (CAM:Computer Aided Machine)



G.       Numberingdan Bundling
Numbering adalah proses penomoran atau pemberian nomer atau kode setiap fanel/komponen, dengan tujuan untuk menghindari permasalahan di proses selanjutnya pada saat penggabungan fanel.
1.      Persiapan dan langkah Numbering dan Bundling
·         Siapkan potongan kain komponen.
·         Siapkan tali untuk mengikat potongan kain tersebut
·         Memilah potongan kain sesuai komponen daster.
·         Ikat potongan yang telah sesuai dengan pasangannya
2.      Pengawasan untuk Numbering dan Bundling
Yaitu harus di cek dan dipastikan jumlah komponen tidak ada yang kurang, tidak ada yang tertukar, tidak ada yang rusak serta tulisan pada ticket harus sesuai dengan warna ukuran dan jumlah potongannya.


Bundling adalah penyatuan komponen – komponen pola yang telah dipotong sesuai dengan proses penjaitannya. Pada tiap bundelan ini disertakan tiket yang berisi informasi banyaknya komponen yang harus dibundle. Ticketing adalah pemberian label padaa setiap komponen-komponen pola. Isi dari ticketing adalah:
·               Style : kode model, kategori produk
·               Size : ukuran komponen pola
·               Tahap :urutan pemotongan komponen pola
·               No seri : jumlah lapisan/tumpukan kain yang dipotongb
·               Jumlah : total dari setiap bendel komponen pola
·               Komponen : nama komponen pola
·               Warna : warna atau motif pada kain

       


H.       Sewing
Sewing adalah proses penggabungan bagian-bagian komponen/panel busana dari hasil proses pemotongan bahan sesuai pola dengan cara dijahit.
Proses tahapan dalam sewing blus :

1.        Menjahit kupnat
Cara menjahit kupnat yaitu :
a.         Beritanda untuk menjahit kupnat
b.        Untuk memudahkan jelujur terlebih dahulu
c.         Jahit dengan menggunakan mesin jahit
d.        Jahit kesemua kupnat
e.         Setelah dijahit mampatkan kea rah sisi





2.        Menjahit lipit hadap
Cara menjahit lipit hadap yaitu :
a.         Pada tengah muka jahit selebar 5cm
b.        Jahit dari tepi atas dengan panjang 25 cm dan kampuh atas 1 cm
c.         Tindas lipi hadap pada bagian depan dengan lebar 1 cm dan jangan lupa pada ujung jahit menyiku

       

3.        Menjahit CB (tengh belakang)
Cara menjahit CB (tengah belakang) yaitu :
a.         Satukan bagian kanan dan kiri disatukan
b.        Tandai selebar 3cm
c.         Dari tanda selebar 3cm tadi beri tanda kurang lebih 22cm
d.        Dari tanda 22cm tadi kebawah dijahit sampai bawah
e.         Setelah itu diobras


4.        Menjahit risliting
a.         Pada tanda 22cm tadi pasang ritsliting
b.        Untuk memudahkan jelujur terlebih dahulu
c.         Jahit ritsliting kanan menutup kekiri tetapi hanya menumpang 1mm
d.        Jahit pada bagian kiri 1mm, pada sat sampaikebawah jahit dibawah besinya dan bagian kanan selebar 9mm
e.         Saat menjahit jangan lupa menggunakan sepatu jepang

       

5.        Menjahit saku
Cara menjahit saku pada rok yaitu :
a.         Jahit pada saku bagian baik berhadapan dengan bagian baik
b.        Jahit selebar 1 cm
c.         Setelah dijahit beri guntingan dalam
d.        Jahit untuk memampatkan saku selebar 1mm kampuh derada di belakan pas
e.         Setelah itu satukan lapisan saku dengan saku
f.         Saat menjahit lebar kampuh 1cm
g.        Setelah itu saku diobras
h.        Pada saku yang satunya caranya sama

       
6.        Menjahit sisi
Cara menjahit sisi pada rok yaitu :
a.         Satukan rok bagian depan dan belakang
b.        Untuk memudahakan menjahit beri jarum pentuk atau  jelujur terlebih dahulu
c.         Jahit pada sisi dengan lebar kampuh 2cm
d.        Setelah dijahit lalu di obras
e.         Cara menjahit saku yang satu caranya sama


7.        Menjahit les
Cara menjahit les yaitu :
a.         Jahit les selebar 1,3cm
b.        Kemudian dibalik dan dirapikan
c.         Tindas bagian kanan dan kiri
d.        Pasang pada kupnat kemudian dijahit

       

8.        Menjahit ban pinggang
Cara menjahit banpinggang yaitu :
a.         Ukur dari ujung ban pinggang atas sampai les ke 1 untuk di pasang kain keras selebar 3,5 cm
Þ    9 cm
b.        Diukur dari les ke 1 sampai les ke 2 kemudian dibagi 2 ditambah 2 cm untuk pegangan jahitan elastis ban pinggang kemudian dipasang elastis ban pinggang selebar 3,5 cm
Þ    30 : 2 = 15 + 2 = 17 cm
c.       Diukur dari les ke 2 sampai ke 3 dipasang kain keras selebar 3,5 cm
Þ    18 cm
d.      Diukur dari les ke 3 sampai les ke 4 dipasang elastis ban pingang sepanjang
Þ    30 : 2 = 15 + 2 = 17 cm
e.       Diukur dari les ke 4 sampai ujung ditambah 3 cm untuk memasang hak kait
Þ    9 cm  + 3 cm = 12  cm
Kemudian kain keras ditempel kain ban pinggang dengan disetrika sesuai ukuran tadi, lalu ban pinggang disatukan dengan linggar pinggang 1 cm, lalu pasang elastis ban pinggang sesuai ketentuan.
Kemudian jahit pada ujung-ujungnya 1 cm lalu balik jahitan dan tindas dengan rapi. Dibagian elastis ban pinggang ditindas bagian tengahnya agar bias mengkerut dengan rapi.


9.        Mengelim
Cara mengkelim rok yaitu :
a.         Lipet pada bawah rok dengan lebar 3cm
b.        Jangan lupa di obras terlebihdahulu agar lebih rapi
c.         Kemudian di sum dengan jarak 1cm


I.          Finishing
Finishing adalah proses penyempurnaan pakaian jadi atau proses akhir dari urutan produksi. Tahapan finishing yang dikerjakan seperti merapikan benang-benang pada sisa menjahit, pengepressan produk,pembuatan lubang kancing, pemasangan kancing penyetrikaan sesuai metode dan pelipatan produk.
1.        Membersihkan sisa-sisa benang
Membersihkan benang benang bergna untuk menjaga kebersihan dalam nenjahit rok lipit hadap. Biar rok menjadi lebih bersih dan menarik.



2.        Memasang kancing kait
Cara memasang kancing kait
a.         Dengan tusuk feston sampai selesai
b.        Jika sudah jangan lupa untuk di simpul pada benangnya


3.        Menyetrika
Menyetrika berguna untuk memudahan dalam memasukan dalam kemasan, menyetrika juga untuk menjaga kerapian dari pembuatan rok lipit hadap. Menyetrika juga menambeh kerapian sehingga menarik konsumen.


4.        Pemberian lebel
Pemberian lebel berguna untuk menginformasikan kepada pembeli akan komposisi dari sebuah busana. Biasanya berisi tentang bahan yang digunakan, ukuran blus tersebut, merek took dll

5.        Pengemasan
Pengemasan berfungsi sebagai pengaman produk, dengan membuat kemasan yang menarik akan lebih mampu menarik konsumen sehingga juga mampu meningkatkan nilai jual produk.



Sumber : Pemikiran Sendiri